Jumat, 04 Januari 2013

Diskusi with Pak Satpam



Orang itu kalau mengenal Allah tidak akan mudah marah
Waktu itu sore menjelang maghrib aku duduk dengan ditemani seorang satpam yang sedang bertugas menjaga salah satu rumah milik seorang terapis didaerah Sidoarjo.
Waktu itu aku memang lagi intens mengantar ibu untuk terapi , yang pada saat itu ibu “diganjar” sakit diperut beliau.
Orang itu kalau mengenal Allah tidak akan mudah marah
Itulah ucapan yang sering diulang-ulang satpam yang ternya merupakan ketua jamaah yasin dan tahlil didaerahnya.
Suasana sudah semakin hening, hanya beberapa orang yang pulang dari kerja sesekali lewat didepan kami sembari menyapa pak satpam yang memang cukup luwes itu,
Petang itu kira-kira jarum jam lurus pada angka enam dan dua belas, sesaat setelah corong masjid “meneriakkan” suara adzan maghrib.
“Wong iku lek kenal pengerane,  gak bakal ngamuk-an mas!!! Tenan iki..!!!, celetuk pak satpam.
“Wong iku mas (sambil mengarahkan jari telunjuknya kesebuah rumah cukup mewah)  jare wak kaji tapi ono mobil parkir ngarep umahe ae diseneni, hehe…” lanjutnya.
Tak lama kemudian pak satpam itu pun pamit untuk menunaikan sholat maghrib…
*****************
Dengan sendirinya otakku menyimpulkan, “berarti si pemilik rumah yang ditunjuk oleh pak satpam tadi masih belum mengenal tuhannya”.
Beberapa hal yang langsung menyelimuti otakku waktu itu…
-         Penjelasan singkat pak satpam itu mengingatkan ku pada dawuh guruku sewaktu belajar dulu, (sangat menakjubkan) sedalam itukah wawasan seorang satpam yang tak pernah kukira sebelumnya???
-         Ketika standar “orang yang mudah marah berarti belum terlalu jauh mengenal tuhannya”, lalu mengapa ustadz-ustadz yang tiap hari menasehati itu tak kunjung reda emosinya disaat ada hal dirasa gak cocok atau gak sesuai dengan keyakinan mereka???
Masak ustadz gak kenal tuhannya???

Wallahua’lam…