Orang itu kalau
mengenal Allah tidak akan mudah marah
Waktu itu sore
menjelang maghrib aku duduk dengan ditemani seorang satpam yang sedang bertugas
menjaga salah satu rumah milik seorang terapis didaerah Sidoarjo.
Waktu itu aku memang
lagi intens mengantar ibu untuk terapi , yang pada saat itu ibu “diganjar”
sakit diperut beliau.
Orang itu kalau
mengenal Allah tidak akan mudah marah
Itulah ucapan yang
sering diulang-ulang satpam yang ternya merupakan ketua jamaah yasin dan tahlil
didaerahnya.
Suasana sudah
semakin hening, hanya beberapa orang yang pulang dari kerja sesekali lewat
didepan kami sembari menyapa pak satpam yang memang cukup luwes itu,
Petang itu kira-kira
jarum jam lurus pada angka enam dan dua belas, sesaat setelah corong masjid “meneriakkan”
suara adzan maghrib.
“Wong iku lek kenal
pengerane, gak bakal ngamuk-an mas!!!
Tenan iki..!!!, celetuk pak satpam.
“Wong iku mas
(sambil mengarahkan jari telunjuknya kesebuah rumah cukup mewah) jare wak kaji tapi ono mobil parkir ngarep
umahe ae diseneni, hehe…” lanjutnya.
Tak lama kemudian
pak satpam itu pun pamit untuk menunaikan sholat maghrib…
*****************
Dengan sendirinya
otakku menyimpulkan, “berarti si pemilik rumah yang ditunjuk oleh pak satpam
tadi masih belum mengenal tuhannya”.
Beberapa hal yang
langsung menyelimuti otakku waktu itu…
-
Penjelasan singkat
pak satpam itu mengingatkan ku pada dawuh guruku sewaktu belajar dulu, (sangat
menakjubkan) sedalam itukah wawasan seorang satpam yang tak pernah kukira
sebelumnya???
-
Ketika standar
“orang yang mudah marah berarti belum terlalu jauh mengenal tuhannya”, lalu
mengapa ustadz-ustadz yang tiap hari menasehati itu tak kunjung reda emosinya
disaat ada hal dirasa gak cocok atau gak sesuai dengan keyakinan mereka???
Masak
ustadz gak kenal tuhannya???
Wallahua’lam…