Selasa, 09 Desember 2014

Pak Imam Mantab

Mendekam di pondok,,, yahhh,,, saat ini untuk ke-sekian kalinya saya mendekam di pondok. Namun pondok kali ini berbeda. Hahaha,, ini pondok namanya "Pondok Mutiara".  Tepat di jantung Kota Sidoarjo, sebelah barat GOR Sidoarjo, di depan Rumah Sakit Delta Surya tepatnya terdapat perumahan elit yang berjudul "Pondok Mutiara".

Motivasi mondok kali ini pun juga berbeda. kalau umumnya mondok untuk mengkaji ilmu agama, untuk mondok kali ini punya misi khusus... yah ini mondok buat belajar menjadi santri entrepeneur, namun tetap tidak lepas dari agama. Santri entrepeneur bertujuan untuk membuat umat islam khususnya golongan santri, menjadi pribadi dan/atau jamaah yang mandiri. (tetep ngeyel nggak nggak mau lepas dari background agamis, hahaha....).

Sementara sekelumit kisah saja saat ini yang akan saya sampaikan, untuk sisanya lain waktu disambung.

Rumah yang saya tempati kali ini kebetulan bertetangga dengan Masjid yang cukup elit. Saya katakan elit, karena masjid itu ber - AC,, (di desa nggak pernah njumpai  majid ber-ac) kecil memang, namun terasa nyaman duduk bersila didalamnya., seolah pantat ini enggan untuk diangkat walau sejenak :). Masjid itu berlantai dua, berwarna agak gelap (nggak tau warnanya... maklum buta warna :)), tepat di tembok pembatas antara masjid dengan rumah sebelah dijadikan sebagai sanggahan kran-kran untuk berwudhu. Pintunya tidak kalah dengan pintu-pintu kantoran, pintu geser.

Diantara yang menarik perhatian saya ketika sholat jamaah 4 rokaat tadi adalah sang imam. Jamaah ashar tadi dipimpin oleh seorang musafir dari Surabaya. Badannya tinggi besar, mukanya agak seram, suaranya berat namun mantap. Sopan interaksinya, menyenangkan mendengar ucapannya.

Awalnya saya mengira masjid tersebut nggak biasa sebagaimana masjid-masjid kampung di kalangan ahlussunnah waljamaah, ternyata saya salah. kembali kepada sang imam. Pak imam dengan kulit agak hitam tersebut ternyata santri dari KH. Asrori Al-Ishaqi (Almarhum) Kedinding Lor Surabaya. Subhanaallah, semakin mantap berjamaah dengan beliau.

Dari penyelidikan ecek-ecekan saya tadi, ada seorang penduduk perumahan yang meminta si musafir ini untuk bertinggal sejenak beberapa hari di masjid itu, guna membantu menjaga dan membangun jamaah yang berada di perumahan tersebut. Namun sang imam menolak dengan halus, alasannya karena tidak betah, nggak bisa tidur, hehehe...

sekian terimakasih, mau Materi ini....

0 komentar:

Posting Komentar