Jumat, 26 Desember 2014

Duhai Sang Nabi...

Selasa, 09 Desember 2014

Ini yang Namamnya Pencerahan Mindset

Sore yang luar biasa... luar biasaaa.... tak seperti biasanya ketika mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar tentang usaha/enterpreneur. Dengan materi "Motivasi Bisnis IT" Pak Imam Nachu atau yang akrab disapa Cak Imam dengan berapi-api menyampaikan kebobrokan kalangan santri NU pada era ini. Banyak yang beliau singgung sebagai titik tekan pembahasan pada awal-awal materi yang disampaikan. NGANTU'AN, TELATAN, LEMBEK, NGELEMPREK, LEMES, NGGAK TEGAS, dan lain sebagaianya.

Sponsor ==> Sholat isya', di pimpin lagi sama pak musafir tadi, suaranya menggelegar, nggak pakek mic udah ceto welo-welo... :))

Terlebih lagi disaat pertengahan pembahasan materi ada dua teman saya yang datang terlambat. Langsung tanpa basa-basi Pak Imam memarahi habis-habisan. hehehe... Penyampaian materi berjalan begitu menarik, sangat menarik. Sampai dipertengahan, eee teman tepat disebelah saya tertidur,,,, sontak langsung saja pak Imam menunjuk dan menyuruh keluar dia untuk mengambil air wudhu, kemudian beliau nyeletuk ; "lek sek ngantuk ae bentokno ndas neng tembok iku" (kalau masih ngantuk saja setelah wudhu, benturkan saja kepala itu ke tembok). Cukup lama membahas teman yang tertidur tadi hingga kembali lagi pembahasan mengarah kepada teman yang sempat terlambat tadi. Kata-kata beliau yang mengundang gelak tawa teman-teman adalah "lek ngelemprek ae awakmu, wes matio ae, timbang islam akeh tapi gak enek manfaate ; sambil nduding temenku yang Datar Tanpa Ekspresi, alias MLONGO.... :))

Pak Imam Nachu merupakan seorang pengusaha di bidang properti. Beliau memulai usaha bisnis properti semenjak tahun 2001. Sebelumnya beliau adalah karyawan dari sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Merasa gaji yang diperoleh tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga akhirnya dengan perenungan yang panjang beliau memilih jalur sebagai pengusaha. Awal perjalanan beliau seperti halnya pengusaha pada umumnya tidak semudah memejamkan mata, beliau memulai menjadi pengusaha adalah dengan membeli tanah dengan ukuran 2 hektar seharga 1,5 . Padahal tabungan yang dimiliki oleh beliau hanya berjumlah 20 juta, itu pun uang jatah untuk nyicil buat rumah. Singkat cerita beliau akhirnya mencari-cari pinjaman ke berbagai macam bank, dan alhamdulillah tidak ada satupun bank yang menerima proyek proposal yang ditawarkan beliau. Tanpa pikir panjang beliau teringat konsep "jamaah" yang begitu dahsyatnya dalam membangun kekuatan ummat. Beliau kemudian menghubungi banyak kawan-kawan yang berminat bergabung dalam proyek proposal beliau, alhamdulillah terkumpul uang sekitar 500 juta dari 150-an kawan. Sehingga proyek proposal tersebut deal dan berkembang sampai sekarang. Beliau telah mengembangkan beberapa perumahan di Jawa Timur diantaranya di Pasuruan, Madiun, Surabaya, dsb. Dalam waktu dekat beliau berencana membangun sebuah hotel di jalan Ahmad Yani Surabaya.

Diantara hal-hal yang disampaikan oleh beliau yang ingin saya bagi kepada anda adalah :

1. Akar masalah umat islam itu yang tampak diatas permukaan adalah EKONOMI, sedangkan yang dibawah permukaan adalah AQIDAH.

2. Saya beragama islam dan bertahan sampai sekarang bukan karena saya bapak saya islam (bapak beliau meninggal semenjak beliau kecil). Tapi saya bertahan kepada agama islam karena Islam lah agama terhebat.

3. Islam itu agama HEBAT, namun orang-orang nya yang belum menjadi PRIBADI  yang HEBAT.

4. Allah SWT. menciptakan alam semesta yang menurut akal kita begitu rumitnya saja bisa dengan mudah, masa Allah SWT. menjadikan KAMU SUKSES tidak bisa???.

5. Kegagalan bagi pengusaha itu ibarat mundur untuk melompat, tidak ada yang mampu melompat tanpa mundur terlebih dahulu, kalaupun ada pasti jatuh. Lha kalau orang tidak bermental pengusaha, ketika dia gagal akan berhenti, ibarat mundur terus nggeblak / jatuh.

Pak Imam Mantab

Mendekam di pondok,,, yahhh,,, saat ini untuk ke-sekian kalinya saya mendekam di pondok. Namun pondok kali ini berbeda. Hahaha,, ini pondok namanya "Pondok Mutiara".  Tepat di jantung Kota Sidoarjo, sebelah barat GOR Sidoarjo, di depan Rumah Sakit Delta Surya tepatnya terdapat perumahan elit yang berjudul "Pondok Mutiara".

Motivasi mondok kali ini pun juga berbeda. kalau umumnya mondok untuk mengkaji ilmu agama, untuk mondok kali ini punya misi khusus... yah ini mondok buat belajar menjadi santri entrepeneur, namun tetap tidak lepas dari agama. Santri entrepeneur bertujuan untuk membuat umat islam khususnya golongan santri, menjadi pribadi dan/atau jamaah yang mandiri. (tetep ngeyel nggak nggak mau lepas dari background agamis, hahaha....).

Sementara sekelumit kisah saja saat ini yang akan saya sampaikan, untuk sisanya lain waktu disambung.

Rumah yang saya tempati kali ini kebetulan bertetangga dengan Masjid yang cukup elit. Saya katakan elit, karena masjid itu ber - AC,, (di desa nggak pernah njumpai  majid ber-ac) kecil memang, namun terasa nyaman duduk bersila didalamnya., seolah pantat ini enggan untuk diangkat walau sejenak :). Masjid itu berlantai dua, berwarna agak gelap (nggak tau warnanya... maklum buta warna :)), tepat di tembok pembatas antara masjid dengan rumah sebelah dijadikan sebagai sanggahan kran-kran untuk berwudhu. Pintunya tidak kalah dengan pintu-pintu kantoran, pintu geser.

Diantara yang menarik perhatian saya ketika sholat jamaah 4 rokaat tadi adalah sang imam. Jamaah ashar tadi dipimpin oleh seorang musafir dari Surabaya. Badannya tinggi besar, mukanya agak seram, suaranya berat namun mantap. Sopan interaksinya, menyenangkan mendengar ucapannya.

Awalnya saya mengira masjid tersebut nggak biasa sebagaimana masjid-masjid kampung di kalangan ahlussunnah waljamaah, ternyata saya salah. kembali kepada sang imam. Pak imam dengan kulit agak hitam tersebut ternyata santri dari KH. Asrori Al-Ishaqi (Almarhum) Kedinding Lor Surabaya. Subhanaallah, semakin mantap berjamaah dengan beliau.

Dari penyelidikan ecek-ecekan saya tadi, ada seorang penduduk perumahan yang meminta si musafir ini untuk bertinggal sejenak beberapa hari di masjid itu, guna membantu menjaga dan membangun jamaah yang berada di perumahan tersebut. Namun sang imam menolak dengan halus, alasannya karena tidak betah, nggak bisa tidur, hehehe...

sekian terimakasih, mau Materi ini....

Bahagia???

Semua pada dasarnya ingin ber-bahagia, yang bekerja ingin bahagia, yang menjalin hubungan ingin bahagia, yang belajar ingin bahagia, yang beramal ingin bahagia, bahkan yang tidak melakukan apa-apa pun juga ingin bahagia...

Namun setiap orang juga memiliki standar 'bahagia' masing-masing, mereka mendefinisikan bahagia juga berbeda-beda, setidaknya itu lah diantara sebab terkadang jalan setiap masing-masing dari kita berbeda, meskipun tujuan kita sama.

Semoga kita semua bahagia, saat ini dan nanti, aamiiin...

Fadhol itu berupa Ilmu

Ilmu / pemahaman / pengetahuan itu anugerah dari Tuhan, betapa kita tak memiliki kuasa akan ilmu yang kita dapatkan tanpa turut andil Tuhan didalamnya. Hukum sebab akibat memang mengajarkan kepada kita bahwa siapa yang 'telaten' belajar dia yang mendapatkan ilmu, siapa yang tidak maka tak ada ilmu. Namun hal tersebut sama sekali tidak menghilangkan peran 'anugerah' Tuhan atas seseorang yang dikehendaki

Habib ibn Surri An-Najjar, beliau bukan seorang Ulama', bukan pula seorang Nabi, apalagi seorang Rasul. Namun kehebatannya dalam menerima & memahami ilmu membuat para Rasul takjub dan cemburu. Betapa sebentar dia belajar, betapa cepat dia memahami, betapa dalam dia meyakini, betapa hebat penyampaian dakwahnya. Dan betapa mahal pengorbanannya.

Beliau meninggal dengan kondisi dadanya remuk dan isi perutnya terburai akibat diinjak-injak oleh segerombolan kolega yang mengeroyok dan menyiksanya, karena tak setuju dengan ajakan beliau kepada Tuhan SWT.

Habib ibn Surri An -Najjar, beliau hanya seorang tukang kayu yang mendapatkan anugerah dari Tuhan...

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan anugerah tersebut, aamiiin...

Disarikan dari ‪#‎LapisLapisKeberkahan‬

Senin, 08 Desember 2014

Pelajaran + Ancaman bagi para Bujang

Iman Supriyono... yah itulah nama seseorang yang pagi tadi mengisi materi Mindset (inspirasi Bisnis IT). Diawal perkenalannya beliau mengatakan kalau semenjak kecil sudah memulai berbisnis. Saat musim layang-layang menjamur di desanya beliau membuat tidak hanya satu layang-layang, banyak layang-layang beliau buat untuk dijual ke warung-warung desa. Masih banyak yang lain, sehingga pada saat ini beliau menjadi konsultan bidang manajemen bisnis. Beliau mendirikan sebuah perusahaan bernama SNF Consulting (http://www.snfconsulting.com).

Ada hal menarik dari perkenalan beliau, yakni beliau menikah pada umur 22 tahun dengan teman sebangku kuliahnya, umur yang sangat muda untuk ukuran umumnya menikah bagi seorang laki-laki. Itu pun menurut beeliau sudah terlambat dua tahun... (hmm.. aku terlambat pirang tahun malah... :)). Beliau memilih menikah muda bermula ketika mendapat keterangan dari seorang temannya bahwa masa keemasan bagi seseorang untuk memiliki anak itu pada rentang waktu umur 20 tahun sampai 30 tahun. Lebih atau kurang dari itu "dianggap" sudah bukan masa keemasan lagi. ah,,, biarlah itu pilihan beliau.

Beliau memiliki 7 anak, satu putra dan enam perempuan. Prinsip beliau (Ittiba' Nabi, Mbah Hasyim dan Mbah Dahlan) semua anak-anaknya akan disekolahkan di Luar Negeri. Praktis, semenjak tamat sekolah menengah pertama (SMP) beliau memberangkatkan anaknya sekolah ke Luar Negeri. Anak beliau yang pertama bernama Bina Izzatu Dini (https://binaizza.wordpress.com/) saat ini studi ke Nanchang China, mengambil jurusan Sastra Mandarin. (Woww... bahasa inggris ae awak durung :)).

Dengan cara atau sistem yang beliau terapkan dalam membina keluarga,alhamdulillah semua anak beliau berprestas (semoga hamba ketularan, aamiiiin...).

eiiittt.... ada satu lagi hal yang menarik dari penjelasan beliau, setidaknya menurut saya pribadi. Beliau mengisahkan bahwa dulu Nabi Muhammad SAW memberikan mas kawin kepada Siti Khodijah berupa 100 ekor unta. Beliau bilang : "lha kalau sampeyan-sampeyan mau ittiba' Nabi jangan hanya sholatnya aja, mas kawinnya juga harus ittiba', saya sering kali bilang kepada para akhwat ; "kalau mau dinikahi seseorang terus dia nawarin mas kawinnya apa, bilang aja : ittiba' Nabi".

Langsung saja saya "Mbatin" pak, ojo diterusne ngomong ngene iki neng arek wedok nggeh!!! Gassswat temen iku... :))...

Hanya tambahan saja...:

Dalam Sahih Muslim halaman 597 Juz 1 disebutkan bahwa mahar yang diberikan Nabi Muhammad SAW berupa uang sebesar 500 dirham (HR. Muslim).

حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيْزِ عَنْ يَزِيْدٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ عَنْ أبِى سَلْمَةَ عَنْ عَبْدِ الرَحْمَنِ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ زَوْجض النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ كَانَ صدَاقُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, قَالَتْ: كَانَ صدَاقُهُ لأَزْوَاجِهِ ثِنْتَى عَشْرَةَ أوْقِيَةً وَنَشًّاز قَالَ: قَالَتْ: أتَدْرِى مَا النَّشُّ ؟. قَالَ: قُلْتُ: لاَ! قَالَتْ: نِصْفُ أوْقِيَةٍ ؛ فَتِلْكَ خَمْسُمِائَةِ دِرْهَمٍ. فَهَذَا صدَاقُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَزْوَاجِهِ.

Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Yazid dari Muhammad dari Ibrahim dari Abi Salamah dari Abdur Rahman bahwa sesungguhnya dia berkata: saya bertanya kepada Sayyidah 'Aisyah isteri Rasulullah SAW, berapa jumlah mas kawin Rasulullah SAW? 'Aisyah berkata: mas kawin Rasulullah SAW kepada istri-istri beliau adalah 12 auqiyah dan satu nasy. 'Aisyah berkata: Tahukah engkau apakah nash itu? Abdur Rahman berkata: Aku berkata: Tidak! Aisyah berkata: Setengah auqiyah. Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mas kawin Rasulullah SAW kepada istri-istri beliau.

Dalam kitab Hasyiyah Syarqawi juz II halaman 265 disebutkan bahwa :
Dan tidak ditentang juga bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam memberi mahar kepada Sayyidah Khadijah dengan berupa 20 onta muda, ada yang mengatakan 500 dirham.

ولا يرد أيضا أنه صلى الله عليه وسلم أصدق خديجة عشرين بكرة وقيل خمسمائة درهم

Wallahu A'lam...

Senin, 13 Oktober 2014

Ba'itsku semoga selalu hadir



Seperti biasa pagi itu melakukan kegiatan rutin tiap hari, mengairi tanaman didepan rumah. Namun sesekali aku termenung mengingat apa yang terjadi di malam itu, yaa,,, seketika aku alihkan perhatian ku menuju taman yang seakan kehausan... namun hal itu belum juga menghilangkan bayang-bayang yang ada didalam pikiranku.

Yah, malam itu tidak seperti biasanya, sangat terasa. Tiba-tiba aku diserang rasa kantuk yang luar biasa, lain dari biasanya, meskipun memang sebenarnya rasa kantuk itu akrab dengan diriku namun untuk yang satu ini sungguh berbeda. Jam di dinding menunjukkan pukul 20.45 WIB, dengan langkah agak sedikit miring aku berusaha menuju tempat berbaringku. Belum juga sampai di kamar, ada seseorang dibalik pintu yang memanggil namaku.

“Gin… Gino…!!!”
“ya,,,(timpalku)”
“ayo ke Masjid..!!!”
“ada apa wul???”
“biasa lah gin, menikmati malam indah ini, kamu gak ingat tempo hari sewaktu kamu sowan ke salah satu… yaaa katakanlah Yai…!!!”
“ya inget wul, emang kenapa???”
“beneran masih inget semuanya???”
“hehehe… agak lupa sih wul...”
“waktu itu kan kamu didukani (dimarahi) sama beliau; 
_sampeyan kudu melek bengi, lek gak ngono sampeyan mati pisan koyok bapak sampeyan_ (kamu harus terjaga pada malam hari, kalau tidak begitu kamu akan mati seperti orang tuamu)
“wadoh.. iya wul, untung kamu ingatkan, ayo wes ke Masjid”

Bergegas aku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, selanjutnya aku berjalan sedikit kencang menuju arah kriwul yang sudah sedari tadi melangkahkan kakinya menuju ke Masjid. Ditengah perjalanan aku sempatkan mampir ke salah satu warung untuk membeli kopi panas serta beberapa camilan. Setiba di Masjid kami pun ngobrol berbagai hal, dari keadaan Desa Sembung ini, hingga suasana kehidupan kami sewaktu di Pesantren dulu. Tidak terasa sampai tiba-tiba ta’mir masjid datang mengagetkan kami.

“Mas, ndak pulang ta??? Sudah jam 12 malam lho ini…”
“Gin, ndak pulang ta???” Kata temanku sembari terus berjalan meninggalkan masjid.
“Belum Wul, sampeyan dulu saja”, jawabku.
“hehehe,,, baik Gin, hati-hati loh ya!!! Nanti digondol perawan sampeyan”, canda temanku yang terus nyelonong pergi.
“hehehe,,, bisa aja wul.. wul..!!!”

(Termenung sembari berangan-angan tanpa batas yang memang tidak jelas jeluntrungnya, angin malam itu memang terasa agak dingin, bisa jadi karena pakaian yang aku kenakan terlalu tipis. Sesekali aku tersenyum sendirian mengingat masa-masa sewaktu nyantren dipondok, penuh kenangan hikmah. Seakan baru kemarin saja aku sowan pamit ke Romo Kyai untuk pulang, berharap ridho beliau.

Jumat, 01 Agustus 2014

Selingan

Bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar, semua tak berguna....
Saya sadar bila hanya bisa berucap, karena mungkin sementara ini hanya itu yang saya mampu,
Ada apa dengan pemerintahan indonesia??? banyak hal yang harus di perhatikan dengan serius (tentunya oleh pihak yang berwenang), tapi mengapa yang di beberkan ke publik plesar-plesir yang gak jelas manfaatnya....
- Bencana datang silih berganti, seakan-akan tak rela indonesia menjadi negara yang tentram
- perusahaan2 BUMN yang tidak di kelola dengan baik
*Salah satu perusahaan di indonesia yang sudah lama berdiri hanya meraup keuntungan 1 Triliyun per tahun
padahal di Korea dengan perusahaan yang sama persis (hanya saja lebih tua di indonesia berdirinya) mampu meraup keuntungan 30 Triliyun per tahun, wawww.....
apa ini karena pemerintahnya yang perlu di sekolahkan lagi???
atau memang indonesia ini negara yg rusak, sehingga perlu di beri pelajaran
atau malahan karena banyak ulama' suu' (Naudzubillah Min Syarri dzalik)
yaaa... sekali lagi hanya bisa ngomong
(mohon maaf kepada semua)

Hamba Mohon Maaf Allah...

Sering kali aku beranggapan tidak seberuntung orang lain dalam beberapa hal. entah ini ini muncul dari dorongan nafsu atau karena memang ada ba'its. sulit bagiku untuk menerkanya. Beberapa dari temanku ada yang diberikan kelebihan oleh Allah untuk memperdalam ilmu (semi formal / formal) dengan rentang waktu yang cukup lama. Rata-rata mereka  menempuhnya antara 6 - 10 tahun, bahkan lebih. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang sempat mencicipi study di luar negeri, baik di Mesir, Sudan, German, Madinah, Makkah ataupun tanah seribu wali - Yaman. Terus terang, ada rasa iri dalam hati melihat mereka begitu nikmatnya bergelut dengan ilmu pagi, siang, sore, dan malam.

ahhh... aku malu akan hal ini, disisi lain aku malah bingung. entahlah..

Aku tidak menyalahkan keadaan yang seakan memaksa / membuatku seperti ini, terlebih ini semua sudah menjadi rangkaian perjalanan kehidupanku yang tertulis dalam papan llauhil mahfudz semenjak azali. Aku hanya meluapkan emosi batin yang tak kunjung reda selama ini. ditambah lagi disaat melihat mereka teman-temanku yang luhur menikmati proses mereka masing-masing dalam balutan ilmu. (Allah.... berikan hambamu ini ahwal mereka para pencari dan pengamal ilmu, amiiinnn).

Terus terang sampai detik ini disaat aku menekan kotak-kotak keyboard ini pun masih "ngganjel" dalam hati mengapa aku tidak bisa seperti mereka. Ya Allah... ampuni hambamu...

Belum reda ke"ngganjelan" dalam hati tentang hal itu, muncul lagi ke"ngganjelan" yang lain. Selama ini boleh dibilang aku hidup cukup jauh dari seorang "Guru", meskipun aku yaqin betul akan kepekaan, welas asih, dan Do'a seorang guru terhadap murid. Bukan hanya jarak,,, bahkan 'alaqoh bathiniyyah pun tak terasa dalam hati. (Allah... berilah hambamu ahwal para kekasihmu, amiiinnn....). Bagaimana bisa seorang murid tidak memiliki 'alaqoh bathiniyyah dengan seorang guru??? murid macam apa aku??? Dengan kondisi yang minimal aku anggap demikian (sekali lagi karena aku pun bingung merasakannya), di sekelilingku banyak teman-temanku dengan mudah dapat berinteraksi dengan "Guru". Dan yang terpenting mereka memiliki 'alaqoh bathiniyyah yang begitu kuat, yang menghujam dan melemahkan partikel-partikel nafsu dalam dirinya. Allah....

aku pun bingung akan hal ini, apakah ini timbul dari nafsuku atau memang ada ba'its yang dapat mengantarkanku kepada nilai-nilai keluhuran.

Allah... hanya kepada-Mu aku berharap
dan hanya Engkaulah sebaik-baik tempat penggantungan harapan

Gempol, 6 Syawal 1435 H

Minggu, 22 Juni 2014

Sang kekasih itu "Tukang Becak"

Suatu malam, Ustadz Muhammad Nadzif Masykur berkunjung ke rumah. Setelah membicarakan beberapa hal, beliau bercerita tentang seorang tukang becak di sebuah kota, di Jawa Timur. Ini baru cerita, kata saya. Yang saya catat adalah, pernyataan misi hidup tukang becak itu:

1. Jangan pernah menyakiti.
2. Hati-hati memberi makan istri.

Antum pasti tanya, tukang becak macam apakah ini sehingga punya mission statement segala? Saya juga tertakjub dan berulang kali berseru "SubhanAllah!" mendengar kisah hidup bapak berusia 55 tahun ini. Beliau ini hafidz Qira'ah Sab'ah!!! Beliau menghafal al-Qur'an lengkap dengan tujuh qiraat seperti saat diturunkan; qiraat Imam Hafsh, Imam Warasy, dan lainnya.

Dua kalimat beliau itu sederhana. Tetapi bayangkanlah sulitnya mewujudkan hal itu bagi kita. JANGAN PERNAH MENYAKITI. Dalam tafsir beliau di antaranya adalah soal tarif becaknya. Jangan sampai ada yang menawar, karena menawar menunjukkan ketidakrelaan dan ketersakitan. Misalnya ada yang berkata, "Pak terminal Rp 5000 ya....," terus dijawab, "Waduh, nggak bisa, Rp 7000 mbak." ini namanya sudah menyakiti. Makanya beliau tak pernah pasang tarif. "Pak ke terminal Rp 5000 ya..." jawabnya pasti OK. "Pak, ke terminal Rp 3000 ya..." jawabnya juga oK. Bahkan kalau, "Pak ke terminal 1000 ya...," jawabnya juga sama: OK.

Gusti Allah! Manusia macam apa ini. Kalimat kedua, HATI-HATI MEMBERI MAKAN ISTRI, artinya sang istri hanya akan makan dari keringat dan becak tuanya. Rumahnya berdinding gedheg. Istrinya berjualan gorengan. Stop! Jangan dikira beliau tidak bisa mengambil yang lebih dari itu. Harap tahu, putra beliau dua orang. Hafidz al-Qur'an semua. Salah satunya sudah menjadi dosen terkenal PTN terkemuka di Jakarta. Adiknya, tak kalah sukses. Pejabat strategis di pemerintah baru sekarang.

Uniknya, saat pulang, anak-anak sukses ini tak berani berpenampilan "wah". Mobil ditinggal beberapa blok dari rumah. Semua aksesoris diri: arloji, handphone dilucuti. Bahkan baju perlente diganti kaos oblong dan celana sederhana. Ini adab, tata krama. Sudah berulangkali sang putra mencoba meminta bapak dan ibunya ikut ke Jakarta. Tetapi tidak pernah tersampaikan. Setiap kali akan bicara serasa tercekat di tenggorokan, lalu mereka hanya bisa menangis. Menangis. Sang bapak selalu bercerita tentang kebahagiaannya, dan dia mempersilahkan putra-putranya untuk menikmati kebahagiaan mereka sendiri.

Waktu saya ceritakan ini pada istri di Gedung Bedah Sentral RSUP Dr. Sardjito keesokan harinya, kami menangis. Ada banyak kekasih Allah yang tak kita kenal.
---
Salim A. Fillah, "Barakallahu Laka: Bahagianya Merayakan Cinta", hlm. 440-441.
-++-

Minggu, 15 Juni 2014

Brewok & Tukang Becak

Siang hari dengan terik matahari yang menyengat itu rupanya bukan menjadi alasan bagi brewok untuk tidak melancarkan niat ‘bulus’ nya. Tepat pukul 13.00 dia berjalan menyusuri jalanan sempit disekitar rumahnya. Misinya satu yakni ‘mokel’ bareng-bareng dengan temannya yang sudah mereka rencanakan semalam.

Sesampainya di penghujung gang sempit, dia berjalan sedikit kearah timur, yah rupanya dia ingin menaiki becak kali ini , hal yang sangat jarang sekali dilakukan oleh si brewok yang bermuka serem, ibarat sahabat Umar bin Khottob yang bahkan syetan pun lari terbirit-birit apabila melihat beliau. Brewok si pemuda yang sebenarnya cukup sopan kepada siapapun ini memang meiliki postur tubuh yang tinggi besar, kulit coklat agak ke-hitam-an, rambut sedikit tak teratur, ditambah lagi suaranya yang berat ibarat salon full bass. Bisa dipastikan siapapun yang belum kenal dengan brewok dia akan menganggap brewok sebagai preman raja tega.

Beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba dia berhenti disamping tukang becak yang terlihat dengan nikmat menghisap sebatang rokok lawas yang sudah hampir habis.

Brewok (B) : Pak, becak ke Jalan Mastrip yah, berapa?

Tukang Becak (T) : 10 ribu mas, soalnya cukup jauh jalan Mastrip itu mas.

B : oke pak, santae aja (melemparkan senyuman ke bapak tukang becak)

T : monggo mas
setelah beberapa menit brewok menikmati ayunan becak dia mulai membuka pembicaraan dengan bapak si tukang becak, dengan gaya nya yang sok bijak dia bertanya kepada bapak tukang becak ;

B : pak, kenapa tida puasa? (sesekali menoleh kearah belakang melihat muka bapak tukang becak)

T : (tersenyum kecut) ruwet mas…
B : lha kenapa pak?

T : saya ini tukang becak mas, dan tidak ada pekerjaan lain selain ini, istri dan anak saya bisa makan sehari-hari ya dari penghasilan becak ini mas.

B : terus hubungannya dengan tidak puasa apa pak?

T : umur saya sudah lebih dari setengah abad mas, tenaga saya sudah berkurang jauh, seandainya saya puasa bisa saya pastikan saya tidak akan dapat mengayunkan becak sebagaimana mestinya. otomatis jatah untuk makan anak istri saya akan berkurang, saya tidak rela kalau sampai melihat anak istri saya menahan rasa lapar gara-gara tidak ada yang dipakai untuk makan

(brewok yang awalnya sedikit ‘leyeh-leyeh’ seketika menegakkan punggungnya pertanda serius untuk mendengarkan cerita pak tukang becak, masih dengan ke-bengong-annya yang kadang-kadang terlihat dari raut mukanya, sesekali keluar suara batuk dari mulutnya yang hitam kelam)

T : saya sadar mas kalau ini dosa, dan saya tidak mengingkari itu, namun harus bagaimana lagi ??? Tiap hari pak ustadz memberikan tausyiah tentang haramnya meninggalkan puasa, dosa yang akan diterima bagi orang yang tidak berpuasa pada bulan ramadan, tapi apakah pernah beliau-beliau para ustadz yang mulia merasakan apa yang kami rasakan, beliau-beliau dengan santai dan penuh harap ketika menyampaikan tausyiah, itu karena beliau-beliau berada di posisi yang lebih nyaman daraipada kami. kami yang merasakan bagaimana sulitnya hidup dengan segala keterbatasan mas, hal itu tidak mudah sebagaimana yang sebagian orang pikirkan. Namun saya juga tidak menyalahkan pak ustadz yang memeberikan tausyiah, itu sudah menjadi kewajiban mereka sebagai orang yang memiliki ilmu untuk berbagi dengan yang lain. tapi ya saya mohon maaf mungkin saya belum bisa mas. Air mata anak saya terlihat begitu menyedihkan bagi saya mas. saya tak tega membayangkannya apalagi melihatnya.

(brewok yang masih dengan kebengongannya semenjak awal tiba-tiba tertunduk lesu, dia merasa malu ketika membandingkan si bapak tukang becak dengan dirinya, sangat jauh, walaupun sama-sama tidak melaksanakan kewajiban puasa waktu itu)

B : hmmm… iya pak, turun dekat tambal ban situ aja pak yah..

T : baik mas
Posted on by Inyong's Blog | 1 comment

Si Bapak Pemandu Jalan

Pagi itu seperti biasanya saya berangkat untuk melakukan aktivitas harian, dengan mengendarai motor yang cukup lusuh, saya berharap semoga saja sampai ditempat dengan tepat waktu. motor tahun 2004 itu saya kendarai dengan sedang, tak terlalu cepat dan tak terlalu lambat. Jalanan cukup padat, maklum memang didaerah saya meskipun tidak terlalu kota, tapi sudah tergolong ramai.

Sesampainya saya di pertigaan ujung desa, saya harus berhenti sejenak menunggu giliran untuk menyeberangi jalanan yang yaaa kira-kira cukup besar. Untungnya ada pemandu jalan yang bertugas mengatur jalannya kendaraan yang ingin menyeberang. setelah beberapa detik tibalah saatnya saya untuk menyeberang.

Dipagi yang cukup terik disertai dengan gelembungan udara bercampur asap dan debu itu si pemandu jalan yang sedari tadi melambai-lambaikan sejenis bendera untuk mengatur jalan melemparkan sunggingan senyuman kepada setiap pengendara yang menyeberang, tak cukup itu, dengan sopannya, bak menyambut tamu kehormatan, si pemandu juga mengayunkan tangan serta ibu jarinya untuk mempersilahkan kami-kami menyeberangi jalan.

Entah mengapa, hati ini terasa bahagiaaaa sekali ketika melihat sambutan dari bapak pemandu jalan tersebut kepada setiap pengendara yang menyeberang. Seakan baru kali ini saya melihat pemandangan seperti ini, ditengah maraknya wajah-wajah bringas yang tak kenal “unggah-ungguh”, ada pula yang pokoknya “senggol bacok”, seakan yang punya kepentingan dan tanggungan cuma dia seorang.

Ingin rasanya setiap waktu bisa menjumpai pemandangan seperti ini, jujur saja, hati ini terasa adem ketika melihat orang -orang yang seperti itu. Negara Indonesia saat ini membutuhkan banyak stok seperti orang ini, memang mungkin tidak bisa langsung bersentuhan atau malah merubah kondisi publik saat ini, namun paling tidak Negara yang sudah tidak senyaman sewaktu zaman kakek-nenek saya dulu ini bisa lebih adem ayem. 

Dan bukan tidak mungkin dengan adanya orang-orang seperti bapak pemandu jalan ini, KIAMAT tak kunjung juga datang, atau minimal diundur lah, hehehe….

(Lagi) Mimpi Indah

Dalam sebuah acara besar yang rutin diadakan setiap tahun, kami datang terlambat, meskipun itu sudah menjadi kebiasaan, namun waktu itu kami agak malu atau tepatnya sungkan.

Kami berusaha 'tegar' & masa bodoh untuk nyelonong masuk, dan benar ditengah perjalanan kami dicegat oleh panitia,

---apeeeesss apess--, tetep aja kami nyelonong masuk, sudah didalam eee ternyata sudah tidak ada tempat duduk, terpaksa kami jongkok bersandar disamping tembok.

Setelah beberapa menit, tanpa saya sadari ternyata orang disebelah yang semenjak tadi diam itu ternyata boss udin (putra kyai sepuh). Dan tiba-tiba saja boss udin bertanya pada saya.

Boss Udin : saking pundi mas?

saya : kulo alumni mriki boss

Boss Udin : salah satunya atau contoh alumni sini mas?

Saya : hehehe, ya salah satunya boss, bisa saja panjenengan itu

Boss Udin : iya memang kita ini pantas jadi salah satunya saja bukan contoh, kita ini hanya nyampah saja bisanya, dan setiap kali bertemu orang kita ini sok naik derajat 'nuwek'i' mereka.

Saya : injeh boss

Mimpi bertemu putra Kyai Husen pada Senin, 19 Mei 2014

Ngimpi Kyai

Mimpi bertemu KH. Sholahuddin di ndalem, awalnya saya leyeh-leyeh, terus melihat beliau duduk disofa, saya langsung bangun & duduk agak dekat dengan Kyai

Kemudian ada orang yang minta doa, akhirnya semua ikut minta do'a, terus bergantian berjabat tangan dengan beliau, saat sudah berhadapan dengan beliau sebenarnya masih waktunya teman sebelah yang salaman (ada dua baris) tapi beliau memilih saya untuk disalami terlebih dahulu (semoga pertanda baik), maka berjabat tangan dengan beliau, sambil beliau bilang amin,,, amin,,, amin,,, saya juga bilang amin,,, amin,,, amin,,,


Sebetulnya masih banyak tamu tapi tidak semua bisa berjabat tangan, setelah berjabat tangan dengan beliau, beliau duduk sila menghadap ke para tamu dan mengucapkan "kun/qul Laailaahaillah, wes gawe wiridan, gak usah turu", kemudian beliau masuk ndalem

الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِينَ


Tanggal 29 Desember 2013
Jam 03.40
 

Sabtu, 14 Juni 2014

Mereka Luar Biasa

Mereka luar biasa, kitab suci al-qur'an yang bagi kebanyakan orang saat ini tak lebih dari sekedar buku yang "dianggap suci", mampu mereka posisikan raja dalam diri mereka, setidaknya itu kesimpulan yang muncul sewaktu melihat meraka para pengemban tugas demo tahfidzil qur'an dalam rangka wisuda purna siswi MTs. Perguruan Mu'allimat Cukir Jombang

Melihat mereka seakan melihat intan permata, mendengar mereka seakan mendengar dawai musik nan indah, berkumpul dengan mereka seakan berkumpul dengan para pejuang berjiwa suci

Mereka tak seperti kebanyakan anak-anak seumurannya, bahkan mungkin mereka sudah dianggap tidak up to date lagi, ah... entah apalah kesan bagi mereka...

Yang jelas mereka luar biasa...!!!

Cukir, 12 Juni 2014

Untukmu Ibu

Berkali-kali aku merasa ibu itu tidak pantas menyuruh aku

Berkali-kali aku merasa ibu itu tidak berhak mengingatkanku

Berkali-kali aku merasa ibu itu tidak pantas
Menawariku

Berkali-kali aku merasa ibu itu tidak pantas
Berucap terimakasih padaku

Itu semua karena :

Ibu sangat berhak memaksaku
Ibu sangat berhak memarahiku
Ibu sangat berhak mendikte aku
Ibu sangat berhak memanfaatkan aku

Ibu, engkaulah bidadari dunia pertamaku, dibawah telapak kakimu ku damba surgaku, maafkan anakmu ini yang selalu menyusahkanmu

Gempol, 9/april/2014

Terimakasih Ayah

Terimakasih Ayah
Engkau telah mengantarkanku hingga masa terakhirmu

Terimakasih Ayah
Engkau telah membimbingku hingga hirupan terakhir nafasmu

Terimakasih Ayah
Engkau mengajarkanku arti hidup, hingga engkau menuntaskan masa hidupmu

Terimakasih Ayah
Mungkin sekarang tak ada lagi sosok lahirmu disampingku, namun engkau selalu hadir melalui didikanmu kepadaku

Terimakasih Ayah
Tak berlebihan kiranya mengenangmu sebagai bapak terbaik bagiku

Terimakasih Ayah
Semoga engkau selalu dalam dekapan kasih sayang-Nya yang terlampau mencintaimu melebihi cintaku padamu

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

Ibnu Sya'roni : Kamis, 20 - 03 - 2014

Selasa, 15 April 2014

True Story.... (Kisah Nyata)

Jika KEKAYAAN bisa membuat orang BAHAGIA, tentunya ADOLT MERCKLE, orang TERKAYA dari JERMAN, tidak akan menabrakkan badannya ke KERETA API...

Jika KETENARAN bisa membuat orang BAHAGIA, tentunya MICHAEL JACKSON, penyanyi TERKENAL di USA, tidak akan meminum OBAT TIDUR hingga OVERDOSIS...

Jika KEKUASAAN bisa membuat orang BAHAGIA, tentunya G. VARGAS, Presiden BRAZIL, tidak akan menembak JANTUNGNYA...

Jika KECANTIKAN bisa membuat orang BAHAGIA, tentunya MARLIN MONROE, artis CANTIK dari USA, tidak akan meminum ALKOHOL dan OBAT DEPRESI hingga OVERDOSIS...

Jika KESEHATAN bisa membuat orang BAHAGIA, tentunya THIERRY COSTA, Dokter Terkenal dari PERANCIS, tidak akan membunuh dirinya akibat acara di TELEVISI..

Ternyata, BAHAGIA atau tidaknya hidup seseorang itu, BUKAN ditentukan oleh seberapa KAYANYA, TENARNYA, CANTIKNYA, KUASANYA, SEHATNYA atau SESUKSES apapun hidupnya.

Tapi yang bisa membuat seseorang itu BAHAGIA adalah DIRINYA SENDIRI... mampukah ia mau MENSYUKURI semua yang sudah dimilikinya dlm segala hal.

"Kalau KEBAHAGIAAN bisa DIBELI, pasti orang2 kaya akan MEMBELI KEBAHAGIAAN itu. Dan kita akan SULIT mendapatkan KEBAHAGIAAN karena sudah DIBORONG oleh mereka."

"Kalau KEBAHAGIAAN itu ada di suatu TEMPAT, pasti belahan lain di bumi ini akan KOSONG karena semua orang akan kesana berkumpul dimana KEBAHAGIAAN itu berada ."

Untungnya KEBAHAGIAAN itu berada DI DALAM HATI setiap manusia.
Jadi kita tidak perlu MEMBELI atau pergi MENCARI KEBAHAGIAAN itu.

"Yang kita perlukan adalah HATI yang BERSIH dan IKLAS serta PIKIRAN yang JERNIH, maka kita bisa menciptakan rasa BAHAGIA itu kapanpun, dimanapun dan dengan kondisi apapun."

KEBAHAGiAAN itu hanya dimiliki oleh "Orang2 yang dapat BERSYUKUR".

JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI APA YANG KAMU SUKAI, MAKA SUKAILAH APA YG KAMU MILIKI SAAT INI

Didapat dari BC teman di BB :D